Ilaga Utara, Kab. Puncak –
Di tengah sejuknya udara pegunungan Papua, prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) kembali membuktikan bahwa pengabdian tidak hanya lahir di medan operasi, namun juga di ruang-ruang kecil tempat anak-anak bangsa menimba ilmu. Dengan slogan “Selalu di Hati, Selalu Dinanti”, Pos Mayuberi menggelar kegiatan Binter Terbatas dengan menjadi tenaga pendidik di SD Mayuberi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, (16/09/2025).

Dipimpin oleh Serda Sahwiril, para prajurit membaur dengan siswa-siswi berseragam merah putih. Tanpa jarak, mereka duduk bersama, membuka buku, dan menorehkan angka demi angka dalam pelajaran Matematika. Anak-anak terlihat antusias, sebagian bahkan berebut memperhatikan papan tulis darurat yang digantikan dengan buku catatan di tangan sang prajurit.

“Mengajar anak-anak di Mayuberi adalah kebanggaan tersendiri. Mereka punya semangat belajar yang luar biasa meski dengan segala keterbatasan. Bagi kami, melihat senyum dan antusias mereka saat belajar adalah energi untuk terus berbuat bagi masyarakat Papua,” ungkap Serda Sahwiril, penuh haru.

Kehadiran prajurit berseragam loreng di ruang belajar sederhana itu bukan sekadar mengajar angka dan hitungan. Lebih dari itu, mereka membawa cahaya harapan, menumbuhkan semangat belajar, dan memantik mimpi anak-anak agar kelak menjadi generasi penerus yang tangguh.
Letda Inf Arif Natsir, Danpos Mayuberi, menegaskan bahwa kehadiran prajurit sebagai tenaga pendidik adalah bagian dari komitmen Satgas Yonif 700/WYC dalam mendukung pendidikan di daerah penugasan.
“Kami sadar bahwa pendidikan adalah pondasi masa depan. Kehadiran prajurit di tengah anak-anak ini bukan hanya untuk menjaga, tetapi juga untuk membimbing dan memberi harapan. Kami ingin mereka tahu bahwa mereka tidak pernah sendiri, karena TNI akan selalu ada bersama rakyat,” tutur Danpos dengan lantang namun penuh kehangatan.
Di tanah penuh tantangan ini, Satgas Yonif 700/WYC Pos Mayuberi terus menjalin cerita kebersamaan. Sebuah bukti nyata bahwa loreng tak hanya bicara tentang kekuatan, tetapi juga tentang kasih, pengabdian, dan cinta untuk anak-anak Papua.
Agus Ridwanto