Bandung, – Seakan tak pernah berhenti untuk berkarya, kembali Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo berinovasi dalam upaya mengatasi permasalahan sampah di perkotaan khususnya yang ada di Jawa Barat dengan menciptakan Mesin Pencetak Briket dan Pelet.
Beberapa hasil inovasi Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, Kamis (05/01/2023) lalu telah dilaunching di Kab. Bandung Jawa Barat yang dihadiri Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan sejumlah pemangku kepentingan.
Pada event tersebut juga diluncurkan sejumlah teknologi terapan inovasi Pangdam III/Siliwangi yaitu beberapa mesin pengolah sampah. Saat itu diluncurkan Mesin Pencacah Sampah, Mesin Pencetak Briket dan Pelet, Kompor Biomassa & Kompor Bara Api (Kobara) dan Mesin Pencuci Plastik serta inovasi teknologi terapan lainnya.
“Dalam pengolahan sampah, Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo bersama tim melakukan inovasi sejumlah mesin yang berkesinambungan, diawali dari mesin pencacah hingga mesin yang mampu memanfaatkan hasil olahan sampah menjadi sumber energi yaitu kompor biomassa & kompor bara api (Kobara),” ujar Kapendam III/Slw Letkol Inf Adhe Hansen kepada awak media di Media Center Kodam III/Slw, Sabtu (07/01/2023).
Lanjut menjelaskan, mesin pengolah sampah berikutnya setelah mesin pencacah sampah adalah Mesin Pencetak Briket dan Pelet. “Mesin Pencetak Briket dan Pelet ini digunakan untuk mencetak sampah yang telah dicacah/dipotong dengan sistem press sehingga bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar baru,” jelasnya.
Dijelaskannya juga, hasil cacahan dari Mesin Pencacah sebelum dicetak menjadi briket atau pelet, terlebih dahulu dilakukan proses pencampuran dengan bubuk formula R-4 dan perekat dan didiamkan selama 12 jam. Formula R-4 inilah yang membuat bahan bakar dari sampah ini dapat mencapai kalori tinggi setara dengan batubara energi tinggi.
Setelah melalui proses pencampuran menjadi adonan, maka adonan itu siap untuk dicetak di Mesin Pencetak Briket atau Pelet yang mampu membuat briket atau pelet 500-600 kg per jamnya.
Pembuatan briket dan pelet tergantung dari cetakan di output mesin yang digunakan. Pada pembuatan briket menggunakan cetakan dengan lubang yang lebih besar dari pada pembuatan pelet.
Sementara kapasitas produksi Mesin Pencetak Briket dan Pelet ini mencapai 500-600 Kg bahan baku/jam, mesin ini mempunyai dimensi mesin 100 x 50 x 100 cm dengan material rangka dibuat dari Besi UNP 10 kemudian sistem kerja mesin ini menggunakan sistem roll press dengan digerakkan oleh motor listrik 5 HP.
“Mesin Pencetak Briket dan Pelet tersebut merupakan inovasi Pangdam III/Slw sebagai salah satu solusi pengganti bahan bakar batubara,” pungkasnya.
Andi Muksin Adiwijaya