Bandung, – Kasdam III/Slw Brigjen TNI Widjanarko sambut sekaligus mendampingi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman resmikan Ruang Akademi Militer Yogya dan Siliwangi (Corner IKAM) di Museum Mandala Wangsit Siliwangi Jl. Lembong No. 38 Kota Bandung Jabar, Minggu (18/12/2022).
Corner IKAM diresmikan untuk mengenang perjuangan Letda Leo Kailola beserta perjuangan para alumni Akademi Militer Yogya saat berjuang di Jawa Barat dan saat bertempur bersama Pasukan Siliwangi.
Peristiwa dimana Tentara Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), dibawah komando Kapten Westerling menyerbu Ibu Kota Jawa Barat dan menembaki anggota TNI. Komandan Pendidikan TNI-AD di Bandung saat itu, Letkol AG Lembong, bersama ajudannya Letda Leo Kailola (Alumnus Akademi Militer Yogya 1948), gugur di depan Markas Kwartier Divisie Siliwangi, diberondong Pasukan APRA.
Markas itu sekarang menjadi Museum Mandala Wangsit Siliwangi dan Peristiwa APRA diabadikan melalui penamaan Jalan Lembong di depan Museum, yang merupakan jalan raya utama Kota Bandung.
Corner Taruna Yogya merupakan persembahan dari Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM) Yogya di dalamnya terdapat diorama dan gambaran peristiwa yang terkait saat Taruna Akademi Militer Yogya bersama Divisi Siliwangi berperang melawan Belanda dan pemberontakan di dalam negeri Republik Indonesia.
Dalam sambutannya Kasad Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman mengatakan, Peran sejarah sangat berdampak pada semua kehidupan. Oleh karenanya Kasad konsen pada sejarah. “Kita seperti ini karena jasa para pahlawan yang memerdekakan Indonesia, oleh karenanya jangan melupakan sejarah. Generasi penerus harus melihat perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan,” jelas Kasad.
Lanjut dikatakan Kasad, nilai-nilai kejuangan dan kebangsaan harus ditanamkan kepada generasi muda, bahwa dulu bangsa ini didirikan tidak semudah membalikan telapak tangan tetapi dengan korban jiwa dan nyawa sehingga dapat mencegah upaya-upaya untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa karena nilai-nilai kebangsaan sudah terpatri dalam dada.
Beberapa peristiwa yang terkait saat Taruna Akademi Militer Yogya bersama Divisi Siliwangi berperang melawan Belanda dan pemberontakan di dalam negeri Republik Indonesia, diantaranya Operasi Militer Bandung Utara/Subang tahun1946, Taruna Akmil Yogya (MA Yogya) bergabung dengan pasukan Terate (Komandan Jenderal Mayor dr. Moestopo dan Komandan sector Bandung Utara – Timur Letkol Sukanda Bratamenggala).
Kemudian Longmarch Siliwangi, 1948 – 1949, Perwira (Akmil Yogya Angkatan 1 dan Taruna Akmil Yogya, bergabung dengan pasukan Siliwangi mengadakan Longmarch dari Yogyakarta ke Jawa Barat. Begitu juga melaksanakan Operasi penumpasan pemberontakan PKI Muso / Madiun, 1948, Pasukan MA Yogya turut serta bersama Divisi Siliwangi dibawah pimpinan Komandan Batalyon Tengkorak/Siliwangi, Mayor Nasuhi.
Selain itu juga melaksanakan beberapa Operasi, yaitu Operasi Penumpasan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung, 1950, Operasi Penumpasan gerombolan DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat 1949 -1962, Operasi Penumpasan gerombolan DI/TII Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan 1953 -1965, Operasi Militer Dwikora (ganyang Malaysia) dan PGRS / Paraku 1964, Operasi Militer Trikora – Pembebasan Irian Barat 1961-1963, Operasi Penumpasan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) 1950 – 1953, Operasi Penumpasan pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) 1958 – 1959, serta Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Garuda II dan III, Congo – Afrika 1960.
Di akhir sambutannya Kasad berpesan kepada pengelola Museum agar sarana dan prasarana yang ada dikelola dan dipelihara dengan baik, serta dikembangkan lagi secara optimal sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung.
Andi Muksin Adiwijaya