EROMAGA, PUNCAK – Di tengah belantara Pegunungan Tengah yang terpencil, di mana akses kesehatan adalah sebuah kemewahan, Pos Eromaga Satgas Yonif 700/Wyc hadir bagai oasis di padang pasir. Tak hanya siaga mengamankan wilayah, para prajurit ini menjadi ujung tombak kesehatan bagi warga sekitar. Bukti nyata terlihat ketika puluhan warga dari Kampung Eronggobak, Distrik Omukia, dengan penuh harap berduyun-duyun datang untuk berobat. Dipimpin oleh Serda Jumaris, kegiatan Bakti TNI (Binter) Terbatas berupa pelayanan kesehatan ini digelar dengan semangat kepahlawanan yang menggetarkan hati, (19/9/2025).

Dengan peralatan medis terbatas namun didorong oleh tekad tanpa batas, Serda Jumaris dan timnya menyambut setiap warga dengan senyuman dan ketulusan. Mereka memeriksa tekanan darah, mengobati luka, memberikan obat cacing untuk anak-anak, dan mengobati keluhan kesehatan ringan lainnya. Setiap sentuhan adalah doa, setiap obat yang diberikan adalah harapan baru bagi warga yang kerap harus menempuh jarak jauh dan medan berat untuk sekadar bertemu tenaga kesehatan.

“Kami tahu betapa sulitnya bagi mama-mama dan bapak-bapak untuk sampai ke puskesmas. Jarak jauh, jalan sulit, biaya mahal. Itu sebabnya, ketika mereka datang dengan percaya kepada kami, itu adalah amanah yang sangat besar. Kami mungkin bukan dokter, tapi kami punya basic knowledge medis dan yang paling penting, kami punya hati untuk membantu. Melayani mereka adalah panggilan jiwa,” ujar Serda Jumaris, yang dengan sabar mendengarkan setiap keluhan pasiennya.

Komandan Pos (Danpos) Eromaga, Letda Inf Sudirman, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah refleksi dari semboyan Satgas Yonif 700/Wyc: Balla’na Tu Barania
“Pos kami bukan sekadar pos penjagaan, tetapi harus menjadi home base bagi masyarakat. Menjadi tempat mereka mencari perlindungan, termasuk perlindungan kesehatan. Apa yang dilakukan Serda Jumaris dan tim hari ini adalah wujud nyata dari tugas kita sebagai prajurit TNI, yaitu mengabdi sepenuhnya untuk rakyat. Ini adalah perang kita yang sesungguhnya: memerangi keterbatasan akses dan ketidakberdayaan. Setiap warga yang sembuh adalah kemenangan bagi kita semua,” tegas Letda Sudirman dengan semangat membara.
Kehadiran Pos Eromaga telah mengubah paradigma. Mereka tidak lagi dilihat sebagai simbol kekuatan militer semata, tetapi sebagai sahabat, pelindung, dan tempat berlindung bagi warga yang membutuhkan pertolongan pertama. Kegiatan heroik ini membuktikan bahwa senjata terkuat seorang prajurit adalah rasa kemanusiaan yang dalam, dan kemenangan terbesar adalah melihat senyum tulus warga yang terbebas dari derita.
Agus Ridwanto