Dalam menyambut Hari jadi ke 78 TNI tepatnya pada 5 Oktober 2023 mendatang, TNI AD menggelar hiburan untuk masyarakat Indonesia bertajuk “TNI AD FAIR 2023” di Pintu Timur dan Tenggara Monas I Jakarta Pusat. Kegiatan yang digelar dari tanggal 25-27 September 2023 dari pukul 08.00-22.00 WIB tersebut, selain menampilkan berbagai ragam kegiatan dari dapur lapangan TNI AD, bazar UMKM/MATRA/KLUB, pameran alutsista, donor darah, bakti kesehatan, rumah sakit lapangan dan Panggung hiburan TNI AD, juga ada hal yang unik dan menarik dalam kegiatan tersebut, yaitu dengan dihadirkannya penampilan dua bibit padi unggulan Angkatan Darat yaitu Padi Protani dan Padi Protangguh. Banyumas (28/09/2023)
Kehadiran dua bibit padi varietas unggulan dalam gelaran TNI AD FAIR 2023 tersebut tidak lain merupakan Program Unggulan Benih padi Protani Protangguh hasil kolaborasi pentahelix Korem 071/Wijayakusuma dan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto yang sukses hasilkan padi yang tangguh di segenap jajaran Korem 071/Wijayakusuma, dan ini adalah merupakan wujud bentuk kemanunggalan Korem 071/Wijayakusuma dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional khusunya penyediaan bahan pangan bergizi tinggi bagi masyarakat terutama dalam pengentasan Stunting diwilayah.
Diketahui, benih padi Protani dan Protangguh dalam pengembangannya memiliki usia tanam hingga panen hanya 103 hari , mulai tanam dengan ketinggian padi 25-30 cm dan berdaun 3 lembar, untuk cavernya tidak panjang dan tidak banyak terdapat daun. Di hari ke-60, pertumbuhan padi semakin kentara dengan ditandai metu atau batang padi bertambah tinggi dan panjang. Kemudian muncul bulir atau bunga padi sampai 100 hari dan sudah menunjukkan gabah yang sudah menguning dan siap dipanen. Keistimewaan protani Protangguh ini, di saat tanam dalam kondisi 100 hari, ditanam satu batang bibit padi bisa dilihat rumpun padi, satu batang padi menjadi satu rumpun.
Bila dihitung kasar, satu batang bibit padi yang ditanam dan menjadi rumpun padi, ada rata-rata 25 batang anakan dan satu batang padi bisa tumbuh malenya sekitar 200 butir gabah menguning dan siap panen. Dari 15 batang padi dikalikan rata-rata 200 butir padi menjadi 3000 butir padi atau gabah yang siap panen.
Karenanya, dengan menilik hal itu, Korem 071/Wijayakusuma beserta jajarannya, serius dan antusias dalam mengembangkan Protani dan Protangguh sebagai program unggulannya. Dikarenakan Protani dan Protangguh memiliki specimen yang berbeda dan tangguh jika dibanding dengan benih padi lainnya, dan varietas ini dapat ditanam di lahan kering atau jarang ada air. Disamping itu, benih varietas padi ini mempunyai banyak kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga sangat pas untuk membantu peningkatan nutrisi masyarakat khususnya masalah Stunting.
Keberhasilan program unggulan padi Protani dan Protangguh ini, telah dibuktikan ketangguhannya, hal ini terbukti dari pengembangan varietas unggul benih padi Protani Protangguh yang ditanam disegenap wilayah jajaran Korem 071/Wijayakusuma, dapat menghasilkan panen padi yang berlimpah.
Menilik dari esentitas dan kuantitas varietas padi Protani Protangguh ini, setelah beberapa kali ditanam di berbagai lahan diwilayah jajaran Korem 071/Wijayakusuma sangat membanggakan hasilnya, sehingga Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Czi Mohammad Andhy Kusuma, S.Sos., M.M., M.Han., bertekad untuk mengembangkannya diseluruh wilayah Kodim jajaran Korem 071/Wijayakusuma.
“Melihat ketangguhan Protani dan Protangguh ini, dan dari panen di wilayah Banyumas, Pekalongan dan Batang hasilnya sangat memuaskan dan melimpah. Karenanya, kita kembangkan keseluruh wilayah jajaran Korem 071/Wijayakusuma”, terangnya.
“Kita lakukan pengembangan teknologi ini untuk membantu pemerintah dalam penyediaan stok pangan melalui ketahanan pangan nasionalnya, selain itu sebagai wahana kita membantu pengentasan Stunting di wilayah”, pungkasnya.
Sementara itu menurut Dr. Dyah Susanti, S.P., M.P., (salah satu Dosen Faperta Unsoed), kerjasama pentahelix Korem 071/Wijayakusuma dan Fakultas Pertanian Unsoed ini, dipandangnya sangat strategis, karena selain mampu mendukung ketersediaan pangan dari lahan kering maupun sawah yang mengalami keterbatasan ketersediaan air dengan toleransinya terhadap kekeringan dan daya hasil yang tinggi, kedua varietas unggul padi ini memiliki kandungan protein yang lebih tinggi (9,8% dan 10,3%) dibanding varietas padi pada umumnya yang rata-rata hanya 7%.
“Kandungan protein tinggi beras dari kedua varietas padi yang dirakit oleh Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D. bersama Dr.Agus Riyanto,S.P.,M.Si dan Dr. Dyah Susanti,S.P.,M.P. ini secara efektif dapat diterima oleh masyarakat, karena diperoleh melalui konsumsi nasi sebagai bahan makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sehari-hari,” katanya.
“Secara agronomis, Inpago Unsoed Protani yang dilepas oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia pada tahun 2020 itu memiliki beragam keunggulan, antara lain daya hasil tinggi (>9 ton/ha GKG), tanaman pendek (91cm) tahan rebah, tahan terhadap penyakit blas ras 101, serta agak tahan terhadap blas ras 041, 023 dan 073,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D (guru besar bidang Pemuliaan Tanaman) juga menyampaikan bahwa 40% protein yang diterima masyarakat Indonesia berasal dari nasi.
” Biofortifikasi protein pada padi menjadi pilihan paling efisien untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat, karena 40% protein yang diterima masyarakat Indonesia berasal dari nasi, bukan dari bahan pangan nabati maupun hewani lainnya. Sehingga biofortifikasi protein pada padi menjadi pilihan paling efisien untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat. Selain memiliki kandungan protein yang tinggi, varietas Inpago Protani juga memiliki tekstur nasi pulen dan kandungan zat gizi Zn sebesar 27ppm yang menjadikannya prospektif dikembangkan pada agroindustri beras bergizi, dan efektif dalam pencegahan stunting yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah”, katanya.
Redaksi Bang Ipul