Madiun, – Bulan Syawal berarti bulan peningkatan dari segi ibadah setelah melalui tarbiyah atau pendidikan dalam menjalankan puasa Ramadan.
Untuk itu, PNS H. Markam, S.Pd.I. mengajak untuk meningkatkan berbagai amal ibadah yang telah dilakukan selama bulan Ramadan lalu. ”Mari kita tingkatkan ibadah, agar kita mampu mempertahankan predikat yang baru saja kita raih yakni predikat suci, bagaikan bayi yang baru dilahirkan,” katanya dalam khotbah Jumatnya di Masjid Jenderal Sudirman Makorem 081/DSJ, Jl. Pahlawan No. 50 Kota Madiun, Jumat (05/05/2023).
”Jangan sampai puasa yang kita lakukan kemarin tidak ada bekasnya dan tidak tersisa sama sekali,” tambahnya.
Guna mencegah terjadinya hal tersebut, PNS yang kesehariannya menjabat sebagai Tur Perum dan Fasharwat Urdal Kimarem 081/DSJ itu mengimbau, supaya dapat mengambil pelajaran dari puasanya ular dan ulat.
”Ular itu untuk menjaga kelangsungan hidupnya, mereka berpuasa untuk dapat mengganti kulitnya secara berkala. Namun setelahnya, sang ular tetaplah sama seperti semula, tidak ada perubahan sama sekali,” terangnya.
”Sedangkan ulat yang awalnya rakus dan menjijikkan, setalah dia berpuasa dengan berubah menjadi kepompong, maka sang ulat akan menjadi makhluk baru yang sangat indah bernama kupu-kupu. Itulah hakekat puasa sebenarnya yang harus kita dapatkan. Harus berubah menjadi lebih baik,” lanjutnya.
Oleh karena itu, dirinya berpesan untuk terus berupaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan cara menjalankan segala perintahNya maupun menjauhi segala laranganNya.
”Selepas Ramadan ini, mari kita niatkan dan berusaha sekuat tenaga untuk membuka pintunya surga dengan melakukan perbuatan amal saleh. Mari kita juga tutup rapat-rapat pintunya neraka dengan menjauhi perbuatan-perbuatan dosa dan tercela,” ujarnya.
”Jangan sampai, Ramadan jadi ajang kemunafikan dan kepura-puraan kita. Artinya, ketika datang Ramadan, kita ramai-ramai menutup pintu maksiat, kita jauhi judi dan sebagainya, akan tetapi ketika Ramadan pergi, kita kembali ke habitat kita dengan kemaksiatan-kemaksiatan,” pungkasnya.
Redaksi