Papua Tengah – Di balik barisan bukit yang membalut Kampung Wombru, Distrik Mage’abume, Kabupaten Puncak, sebuah momen bersejarah kembali tercipta. Bukan karena sorotan kamera, melainkan karena suara nurani rakyat yang menginginkan pelukan merah putih di tanah mereka sendiri.

Pada hari Jumat, 11 Juli 2025, Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti melalui Pos Pintu Jawa menggelar kegiatan teritorial berupa pembagian bendera Merah Putih kepada masyarakat. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Danpos Pintu Jawa, Letda Inf Risal, yang bersama personelnya berjalan kaki menembus jalur perbukitan untuk menjawab satu permintaan penting dari masyarakat: Bendera Merah Putih.

“Ini bukan sekadar membagikan kain merah putih. Ini tentang simbol kehormatan, tentang tekad masyarakat yang ingin menunjuk ke langit dan berkata: ‘Kami bagian dari Indonesia,’” ujar Letda Inf Risal saat ditemui usai kegiatan.
Yang membuat momen ini begitu berarti adalah kenyataan bahwa inisiatif pembagian bendera ini datang bukan dari TNI, melainkan dari masyarakat itu sendiri.
Salah satu tokoh masyarakat, Bapak Mathias, menyampaikan dengan mata berkaca-kaca,
“Kami menerima bendera merah putih ini bukan karena paksaan. Ini murni dari kami yang meminta kepada Bapak TNI. Kami ingin dunia tahu, kami bagian dari NKRI.”
Masyarakat Wombru menyambut bendera-bendera itu dengan wajah penuh haru dan bangga. Di setiap rumah, di setiap tiang bambu sederhana, Merah Putih perlahan dikibarkan—bukan karena keharusan, tapi karena kesadaran.
Kegiatan ini adalah gambaran nyata bahwa Merah Putih tak harus dikibarkan lewat perintah, tapi bisa tumbuh dari akar keinginan rakyat itu sendiri. Satgas Yonif 700/Wyc tak hanya menjaga wilayah, tapi juga menjembatani rasa memiliki dan cinta tanah air.
Dari Wombru, Merah Putih kembali berkibar—karena rakyat yang memanggil, dan TNI yang menjawab.
Agus Ridwanto