Mayuberi, Ilaga Utara – Kabupaten Puncak, Papua | 30 Juni 2025
Kabut belum sepenuhnya surut ketika rombongan warga mulai berdatangan ke halaman Pos TNI Mayuberi, Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti. Di tengah sunyi alam pegunungan Papua yang masih menyisakan rasa was-was dari bayang-bayang kelompok separatis, satu hal yang menjadi pasti: warga datang untuk berobat.

Pos TNI itu kini menjelma menjadi harapan—rumah sakit tanpa plang, namun dengan hati dan keberanian.
Di antara kerumunan warga yang mengantri, hadir sosok Anis Murib, Kepala Kampung Mayuberi, yang menyampaikan suara hati warganya dengan penuh kejujuran dan kegetiran.

“Sejak Puskesmas kami berdiri tahun 2019, tidak pernah ada tenaga kesehatan dari pemerintah yang datang. Mereka takut. Ancaman OPM membuat kami kehilangan akses layanan dasar. Tapi Pos TNI ini—tempat inilah yang jadi penyelamat kami. Kami berobat ke sini. Kami sangat terbantu,” ungkap Anis dengan mata yang tidak mampu menyembunyikan rasa haru.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh para prajurit bukan sebatas pembalut luka fisik, tetapi juga penyembuh luka batin dan peneguh jiwa. Mereka menjadi tenaga medis dadakan—dokter berseragam loreng, yang tak hanya membawa stetoskop, tetapi juga membawa harapan.
Letda Inf Arif Natsir, Danpos Mayuberi, mengungkapkan bahwa tugas Satgas bukan hanya menjaga teritorial, namun juga menjangkau hati rakyat, bahkan ketika negara belum sepenuhnya mampu hadir.
“Kami datang bukan hanya untuk menjaga kedaulatan, tapi untuk mendengar, melayani, dan menjadi bagian dari kehidupan warga. Di tengah keterbatasan, kami tak bisa diam melihat warga sakit tanpa pertolongan. Selagi kami di sini, Pos ini akan menjadi tempat rakyat berlindung dan berobat,” tegasnya, dengan sorot mata yang tak menyisakan keraguan.
Dalam sunyi hutan Papua, suara detak nadi kemanusiaan masih berdetak kuat—dijaga oleh mereka yang mengenakan loreng.
Bukan klinik mewah yang dibutuhkan, tapi keberanian untuk hadir. Dan Satgas Yonif 700/WYC telah membuktikan bahwa di balik ujung senapan, ada tangan-tangan yang siap menyembuhkan dan hati yang selalu mendengar.
Di Mayuberi, TNI bukan hanya pelindung—mereka adalah pengganti negara yang belum sampai.
Agung Arianto