Omukia, Papua — Di tengah sejuknya angin pegunungan dan heningnya alam Erongobak, Sabtu pagi itu menjadi saksi bisu ketika langkah kaki menyatu dalam irama damai. Prajurit TNI dari Satgas Yonif 700/Wira Yudha Chakti, melalui Pos Eromaga, membuka pintu hati dan pos mereka bagi warga Kampung Erongobak, Distrik Omukia, untuk melaksanakan ibadah bersama.

Dipimpin langsung oleh Pratu Arnold, kegiatan ibadah yang berlangsung penuh khidmat ini bukan sekadar rutinitas rohani, melainkan perwujudan kasih dalam pengabdian. Di tengah ketegangan wilayah rawan, di tempat di mana senyap kadang menandakan ancaman, justru alunan doa dan puji-pujian menggema dari Pos Eromaga — menjadi oase spiritual yang menenangkan.

Usai ibadah, Pos Eromaga melanjutkan pengabdian dengan pelayanan kesehatan bagi warga sekitar. Anak-anak hingga lansia tampak mengantre dengan tertib, senyum merekah di wajah mereka — bukan hanya karena mendapatkan pengobatan, tetapi karena merasa diperhatikan, dihargai, dan dilindungi.
Letda Infanteri Sudirman, Danpos Eromaga, menyampaikan rasa harunya melihat antusiasme warga dalam mengikuti kegiatan ini.
“Ibadah bersama ini bukan hanya menyatukan hati kami dengan warga, tapi juga memperkuat kepercayaan dan rasa aman. Kami ingin Pos Eromaga menjadi rumah bersama, tempat yang menumbuhkan damai dalam kasih,” ujar Letda Sudirman dengan mata berkaca-kaca menahan haru.
Kehadiran Satgas Yonif 700/WYC di Eromaga bukan sekadar sebagai penjaga wilayah, tetapi juga sebagai pelayan masyarakat — menjembatani keberagaman dengan kasih, menukar bayang-bayang konflik dengan terang kebersamaan.
Warga Kampung Erongobak mengaku sangat senang dan bersyukur bisa beribadah bersama umat Nasrani dari Pos Eromaga. Di tempat yang dulu hanya dikenal karena ketegangan, kini mereka merasakan damai dan aman — sebuah anugerah yang semakin langka, namun kembali mekar di kaki pegunungan Papua.
Di Eromaga, iman dan kemanusiaan bertemu. Di sanalah prajurit bukan hanya penjaga, tapi pelita.
Agung Arianto