Aceh Utara — Personel Zeni Angkatan Darat (Zeni AD) terus menggenjot pelaksanaan pembukaan dan perbaikan akses jalan yang sempat terputus akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah Provinsi Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (20/12/2025) di sepanjang Jalan Lintas Simpang KKA Aceh Utara menuju Kantor Bupati Bener Meriah, sebagai jalur vital penghubung antarwilayah.

Upaya percepatan ini dilakukan guna memulihkan mobilitas masyarakat, distribusi logistik, serta aktivitas pemerintahan dan perekonomian yang sebelumnya terganggu akibat kerusakan infrastruktur jalan. Dalam pelaksanaannya, Zeni AD mengerahkan berbagai alat berat, personel, serta material pendukung untuk memastikan jalur dapat kembali difungsikan secara bertahap dan aman.

Pada KM 57.34 Jembatan Weh Pase, pekerjaan difokuskan pada penambahan material batu dan pasir guna membentuk pondasi jembatan yang lebih padat dan kokoh, baik di tepi dekat maupun tepi jauh. Untuk memperkuat struktur dan mencegah longsor lanjutan, ditambahkan batang kelapa serta paranet. Di lokasi ini dikerahkan tiga unit excavator (satu unit Hitachi dan dua unit Zeni AD) serta satu unit dozer Zeni AD. Material batu dari titik ini juga dimanfaatkan untuk pemadatan jalan di wilayah Burni Pase 3.

Sementara itu, di KM 58.8 Dusun Muhajirin Desa Burni Pase 1, tidak dilakukan pelangsiran material bebatuan karena kondisi material yang berlumpur dan tidak stabil, sehingga berisiko hancur apabila digunakan.

Di KM 60 Dusun Muhajirin Desa Burni Pase 2, kondisi jalan masih berlumpur dengan ketinggian mencapai mata kaki orang dewasa. Pengguna jalan diimbau untuk berhati-hati karena terdapat material batu di sisi jalan, terutama pada bagian tepi jauh.
Pekerjaan signifikan juga dilakukan di KM 61 Desa Burni Pase 3, yakni pemasangan batang kelapa untuk memperlebar jalan di atas aliran air agar dapat dilalui dua jalur kendaraan. Selain itu, batang kelapa dipasang di bahu jalan guna mencegah longsor, serta dilakukan pengikisan tanah lembek di lereng bukit. Di titik ini dikerahkan satu unit excavator Hitachi dengan jangkauan panjang, serta dilakukan penurunan material batu oleh lima unit dump truk sebanyak kurang lebih empat kali langsiran dari Jembatan Weh Pase.
Selanjutnya, di KM 61.2 Dusun Muhajirin Desa Burni Pase 4, personel Zeni AD melaksanakan pembersihan tanah dan puing-puing kayu menggunakan satu unit excavator Sany. Setelah pembersihan, direncanakan pembuatan jalan utama dengan penyusunan batu-batu besar sebagai lapisan dasar, kemudian dipadatkan. Jalan alternatif di lokasi ini juga kembali dipadatkan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Di KM 62 Dusun Mekar Jaya Desa Burni Pase, dilakukan pelebaran jalan sekitar dua meter serta perataan genangan air dan lumpur. Pekerjaan ini dikerjakan oleh satu unit excavator Sany Group guna memastikan jalan dapat dilalui dengan lebih aman.
Pada KM 64.4 Dusun Buntul, Zeni AD melaksanakan pengedropan dan perakitan jembatan Aramco menggunakan satu unit dump truk. Aliran sungai dialihkan dan dibuatkan jalur tersendiri oleh dua unit excavator Sany Group, mengingat aliran air telah mengikis pinggiran rumah warga. Target pemasangan Aramco di titik ini ditetapkan selesai pada hari yang sama.
Sementara itu, di KM 65 Dusun Bintang Permata serta KM 68 Dusun Bintang Bener, jalan sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Pelebaran jalan serta perkuatan sisi kanan dan kiri telah dilakukan, dengan kondisi jalan yang kini padat oleh material batu dan kerikil.
Namun demikian, di KM 71 Dusun Bener Pepanyi, akses jalan masih terputus dan menunggu pengerjaan jembatan Bailey/Aramco. Sedangkan di KM 69.7 Dusun Bener Kelipah serta KM 72.4 Dusun Pondok Baru, jalan sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat melalui jalur alternatif yang telah disiapkan.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa kendala yang menjadi perhatian. Pertama, masih diberlakukan sistem buka-tutup jalan dari Jembatan Weh Pase hingga Dusun Mekar Jaya. Penumpukan kendaraan terjadi karena masyarakat tetap menggunakan jalur tersebut meskipun kondisi berlumpur, sehingga menyebabkan antrean panjang.
Pelaksanaan pekerjaan sempat mengalami hambatan akibat longsor, khususnya di tepi kanan jalan, termasuk pada titik bongkar material di KM 41,6 lokasi jembatan Bailey.
Keterbatasan komunikasi menggunakan HT di beberapa titik longsor menyebabkan perlunya pemasangan repeater atau penguat sinyal, terutama di titik longsor 4 dan 5 yang mengalami putus komunikasi.
Meski menghadapi berbagai tantangan, personel Zeni AD tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pembukaan dan perbaikan akses jalan ini secara maksimal. Diharapkan, dengan upaya terpadu ini, konektivitas antarwilayah Aceh Utara dan Bener Meriah dapat segera pulih, sehingga aktivitas masyarakat kembali berjalan normal dan aman.
Andi Muksin Adiwijaya




