Kapendam menambahkan, inovasi Kompor Biomas ini pernah dipamerkan pada pameran inovasi Kodam III/Slw dalam rangka merayakan HUT Republik Indonesia ke 77 (17/08/2022) lalu dan Kompor Biomas ini menjadi salah satu Inovasi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Inovasi “Kompor Biomas”, sambungnya, dilatarbelakangi oleh para Pelaku UMKM yang kesulitan dalam mendapatkan bahan baku juga bahan bakar untuk mamasak. Pasalnya Kompor Biomas ini hanya dengan limbah ranting kayu dan serbuk gergaji yang dipadatkan (wood pellet) mampu menghasilkan titik api 800 sampai dengan 900 derajat Celsius. Untuk mencapai titik api sebesar itu pada umumnya menggunakan batu bara yang memerlukan biaya cukup tinggi.
“Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat membantu meringankan para pelaku UMKM, mengingat penggunaan inovasi kompor biomas ini lebih hemat, proses pembakaran lebih cepat, menghasilkan panas api yang maksimal serta penggunaan bahan bakar yang mudah didapat, seperti limbah sampah,” jelasnya.
Selain itu, inovasi “Kompor Biomas” ini dapat dilengkapi dengan solar panel yang mana inovasi ini dapat menghasilkan listrik apabila terdapat kendala ketiadaan arus listrik dari PLN.
Kegunaan solar panel itu adalah untuk menggerakan blower yang terdapat di dalam rangkaian mesin inovasi “Kompor Biomas”, dan apabila perlu penerangan, dari panel yang telah disediakan, dapat juga dijadikan sumber listrik untuk penerangan menggunakan lampu LED.
“Di dalam rangkaian mesin inovasi kompor biomas ini juga terdapat sebuah botol berukuran kecil diisi air (booster air) yang berfungsi untuk meningkatkan suhu panas api kompor tersebut,” jelasnya.
Tidak hanya itu, dalam pengaplikasiannya inovasi “Kompor Biomas” ini dapat dikombinasikan dengan alat otomatis yang dapat menambahkan bahan bakar sesuai yang dibutuhkan, sehingga tidak perlu khawatir perihal besar atau kecil pengapian.
Dengan menghasilkan api yang konstan, inovasi kompor biomas ini juga dapat memproduksi garam, yang dengan hanya menggunakan bahan baku berupa air tua. Produksi garam yang dihasilkan bisa maksimal, pasalnya jika dengan menggunakan kuali yang tanpa pengaturan bahan baku pengapian, pada saat penambahan air dingin kedalam kuali dapat menyebabkan garam menjadi gosong.
Andi Muksin Adiwijaya