Kab Bandung, – Persiapan Launching Mesin Pembakar Sampah di Sektor 7 Citarum terus dilakukan untuk memastikan semuanya bisa berfungsi dengan baik. Komandan Sektor 7 Satgas Citarum Harum Kolonel Caj (K) Nurjanah Suat, S.Pd., M.Si. bersama Direktur PT Sparta Guna Sentosa, Gani Gunawan melaksanakan pengecekan Mesin Olah Runtah (MOTAH-1) di Kp. Cibedug Girang Ds Cangkuang Wetan, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Sampah hingga saat ini menjadi permasalahan Klasik yang tidak ada habisnya menjadi perbincangan dan pembahasan. Banyak solusi di sodorkan namun masih belum 100% dapat menuntaskan permasalahan sampah.
Sektor 7 Satgas Citarum Harum berkolaborasi dengan pelaku usaha dan kewilayahan mencari solusi terbaik guna meminimalisir sekaligus menuntaskan permasalahan sampah khususnya yang berada di wilayah kerja Sektor 7.
Pada satu kesempatan saat di konfirmasi Sabtu (11/03/2023), Kolonel Caj (K) Nurjanah Suat menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan pengecekan Mesin Olah Runtah (MOTAH-1) agar saat peresmian nanti oleh Gubernur maupun Pangdam III/Siliwangi mesin tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Motah-1 diproyeksikan mampu membakar sampah 500 kg/jam jika suhu sudah mencapai 1000 derajat Celcius dan mampu membakar sampah jenis organik dan domestik kecuali kaca dan besi. Hasil pembakaran berupa abu di campur dengan bios 44 DC selanjutnya digunakan untuk pupuk.
“Kenapa kami melibatkan pelaku usaha, karena di dalam Perpres dituangkan bahwa dalam Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum pada Bab VII Partisipasi Masyarakat, Pasal 18 yang berbunyi (1) Masyarakat berpartisipasi dalam upaya pencegahan, penanggulangan pencemaran dan kerusakan, serta pemulihan DAS Citarum. (2) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas individu, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, filantropi, pelaku usaha, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya,” jelasnya.
Dilanjutkannya, Terkait sampah apa hubungannya? wilayah kerja sektor 7 langsung terhubung erat dengan sungai besar Citarum. Permasalahan sampah di Sungai jika tidak di selesaikan di darat, maka sampah akan terus mengalir dan memenuhi area sungai.
“Artinya warga masyarakat menginginkan hal yang praktis, limbah rumah tangga yang seharusnya di angkut, karena ingin cepat mereka buang ke sungai. Kami mencoba secara pentahelix memberikan alternatif solusi yang terbaik terkait bagaimana cara mengelola sampah dan mengolahnya sehingga yang awalnya tidak berguna menjadi bermanfaat,” jelasnya.
Jka launching nanti berjalan lancar dan mesin bekerja dengan baik sesuai dengan harapan kita semua, maka langkah selanjutnya akan dibuat jadwal pendistribusian sampah ke area sektor 7. Sehingga tidak sembarang waktu dari desa-desa yang ada di wilayah kerja sektor 7 terus mengirim sampah untuk di bakar.
“Semoga mesin ini nantinya bisa benar-benar menjadi harapan kita semua, sebagai ikhtiar kita untuk menuntaskan atau minimal mengurangi dampak sampah yang sekarang sudah sulit di kendalikan lagi, sehingga sampah mulai menggunung di berbagai tempat yang dapat menjadi sumber penyakit bagi kita semua,” tandas Ibu Nurjanah.
Andi Muksin Adiwijaya