Kab. Bandung Barat, – Dalam rangka percepatan progress penanggulangan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, berbagai upaya dengan memanfaatkan berbagai inovasi teknologi dilakukan oleh para Dansektor.
Salah satu diantaranya inovasi teknologi tersebut yaitu “Perahu Ponton Compeyer” pencacah eceng gondok yang diinisiasi oleh Dansektor 12 Kolonel Czi Suyatrinu Wardedi. Perahu Ponton Compeyer tersebut memiliki dimensi panjang 10 m, lebar 4 m berat 3 ton daya apung 8 ton dan daya muat 5 ton serta memiliki kincir pengerak dengan diameter 70 cm. Sebagai pengeraknya adalah modifikasi mesin hand tractor yang disesuaikan dengan fungsinya untuk Perahu Ponton Compeyer air
Pembuatan Perahu Ponton Compeyer dimulai sejak bulan April 2022, oleh tim mekanik sektor 12 dibawah pengawasan Dansektor. Hal tersebut merupakan kepedulian dari Satgas Citarum Harum Sektor 12 Waduk Cirata, dalam membantu penanganan tanaman gulma eceng gondok di waduk Cirata yang mempunyai luas lebih kurang 6004 hektar dengan penyebaran eceng gondok yang begitu cepat.
Perahu Ponton Compeyer inovasi Sektor 12, mendapat perhatian dari Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo yang juga sebagai Wakil Komandan Bidang Penataan Ekosistem 1 Sungai Citarum, dengan meninjau langsung ke Sektor 12 di Kp. Cirata RT. 01/01 Desa Ciroyom Kec. Cipeundeuy Kab. Bandung Barat, pada Selasa (16/08/2022) pagi.
Demikian disampaikan Kapendam III/Slw Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto di sela-sela mendampingi Pangdam III/Slw melakukan peninjauan di Sektor 12 Waduk Cirata.
Dalam kesempatan tersebut, sambung Kapendam, Pangdam menaiki Perahu Ponton Compeyer dan berkeliling waduk Cirata sekaligus menyaksikan cara kerja Perahu Ponton Compeyer yang mampu mengangkat dan mencacah eceng gondok di atas sungai.
Tidak hanya di situ, Pangdam juga meninjau pengolahan eceng gondok menjadi pupuk dan budidaya tanaman paku air Azolla yang telah diberi cairan BIOS 44DC, menjadikan alternatif bahan pakan ikan dan unggas yang mudah didapat. Pakan tersebut merupakan pakan organik yang sudah mengandung BIOS 44DC dimana unggas yang diberi pakan olahan tanaman paku air Azolla terlihat sangat sehat ditunjukkan dari bulunya yang mengkilap.
Lanjutnya dikatakan, Pangdam III/Slw menyampaikan kepada awak media bahwa, kehadirannya di Sektor 12 untuk mengecek progress rencana yang sudah dievaluasi pada beberapa waktu yang lalu, tentang pengembangan teknologi mikroba Bios dengan limbah kotoran ayam dan mengecek capaian pembuatan perahu penghancur eceng gondok serta cara penggunaan perahu itu sendiri.
“Dengan membangun ekosistem, diharapkan dapat berdampak kepada sosial ekonomi masyarakat. Kemudian melakukan perbaikan lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk menjamin ekosistem tetap terpelihara. Kodam juga melakukan pengolahan bahan organik, yang diharapkan dapat menjadi suatu Energi Baru dan Terbarukan (EBT) serta berkelanjutan untuk kepentigan masyarakat,” harap Pangdam.
Terkait pekembangan eceng gondok yang tumbuh begitu pesat, Pangdam berharap adanya kolaborasi antara Stakeholder yang ada seperti Pembangkitan Jawa – Bali (PJB), Pemerintah Daerah, Satgas Citarum dan Kodam III/Slw untuk berbuat sesuatu dan mengolah tumbuhan tersebut agar bermanfaat sekaligus mengedukasi secara berkelanjutan dan akan menumbuhkan suatu kultur sosial budaya masyarakat yang baru.
Andi Muksin Adiwijaya