Bandung – Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo menjadi nara sumber pada acara Focus Group Discussion (FGD) Road Map yang digelar oleh Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) bertempat di Gedung Graha Yudha Wastu Pramuka Pussenif, Jln. Supratman No.60 Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/10/2022).
FGD Road Map dilaksanakan dalam rangka penyiapan satgas dalam negeri juga mengevaluasi dan menentukan kebijakan satuan-satuan penugasan dalam negeri, agar bisa melaksanakan tugas dengan sukses dan mengurangi korban di lapangan.
Demikian disampaikan Kapendam III/Slw Letkol Inf Adhe Hansen di sela aktivitasnya mendampingi Pangdam III/Slw di Mako Pussenif Jl. Supratman Bandung.
Lanjut dikatakannya, sebelum menyampaikan paparannya Pangdam III/Slw mengucapkan terima kasih kepada Danpussenif atas undangannya. Menurutnya momentum ini bisa dijadikan untuk sharing informasi, berinteraksi dengan peserta FGD kemudian menyampaikan saran masukan yang dibangun berdasarkan data, fakta serta evaluasi dari pelaksanaan tugas di lapangan. Momen ini juga dapat menjadi saat yang tepat dalam merencanakan serta menentukan kebijakan satuan-satuan penugasan dalam negeri, sehingga tugas bisa dilaksanakan dengan baik, sukses dan mengurangi terjadinya korban di lapangan.
Lanjut dikatakan Pangdam, bahwa pelaksanaan penugasan pasukan memerlukan komunikasi, koordinasi serta kerjasama dari setiap bagian. Prajurit Infanteri yang bertempur di garis depan dan berhadapan langsung dengan musuh, harus mendapat dukungan serta sokongan dari pasukan bantuan tempur, seperti Peralatan, Perhubungan, Zeni, juga yang lainnya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah mental dan psikologi dari prajurit Infanteri pun harus terdukung, sehingga timbul keyakinan yang kuat dalam dirinya akan memenangkan pertempuran.
“Infanteri itu ada dan dapat efektif karena didukung unsur bantuan tempur lain yang ada serta melengkapi pergerakannya di lapangan. Diantaranya bagian Peralatan, Perhubungan, Zeni dan yang lainnya. Sebagai seorang Infanteri di garis depan, pasti berhadapan dengan manusia, dengan lingkungan serta berhadapan dengan diri sendiri. Yang paling utama yang akan kita hadapi adalah mental dari pasukan kita sendiri,” jelas Pangdam.
Selain itu Pangdam juga menguraikan pentingnya suatu evaluasi dan penyusunan kebijakan satuan-satuan penugasan dalam negeri. Dari hasil kajian, Pangdam III/Slw telah membangun suatu sistem yang dapat mendukung suatu penugasan prajurit di dalam negeri, seperti Beatlefield Manajemen Sistem (BMS).
Dengan dibangunnya sistem tersebut, yang telah memanfaatkan teknologi informasi, maka diharapkan dapat mendukung pergerakan Prajurit di lapangan. Sistem informasi dan Sistem Komunikasi yang yang terintegrasi dalam BMS dapat melakukan pendataan wilayah dan dilanjutkan dengan menganalisa, sehingga dapat dijadikan rencana aksi dan rencana kegiatan.
Selain itu, untuk mendukung giat teritorial prajurit, beberapa hasil inovasi teknologi terapan dapat disertakan atau dibawa oleh prajurit yang melaksanakan penugasan. Pada intinya inovasi teknologi terapan tersebut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah penugasan. Diantaranya pompa air hidram, mesin pengolah air, perahu semen dan teknologi microba BIOS 44 DC yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan darat maupun perikanan laut.
Di akhir acara dilaksanakan penyerahan cenderamata dari Danpussenif kepada Pangdam III/Slw.
Andi Muksin Adiwijaya